Valentine's Day |
Adalah
hari yang khalayak perlu mengetahui dan mengingatnya. Tanpa pandang bulu, ras,
suku, agama bahkan Negara. Mengapa kita perlu mengetahui dan mengingat hari
tersebut? Apakah kita perlu merayakannya?
Maksud
saya disini adalah agar kita lebih waspada, lebih menguatkan diri dan lebih
meyakinkan diri serta mengingatkan sanak keluarga, teman, dan kaum muslim dan
muslimat lainnya akan ancaman dihari
valentine itu. Bukan mengajak anda untuk merayakan valentine Day.
Tidak
banyak dari kita yang mengetahui makna valentine Day yang sebenarnya. Mereka
selalu saja beranggapan bahwa hari valentine adalah satu-satunya momen paling
tepat untuk menunjukkan rasa kasihsayangnya. Dan itu merupakan salah satu
persepsi yang amat sangat salah, bukankah kita bisa menunjukkan kasihsayang
kita dihari apa aja, bahkan setiap hari. Kita sudah terlalu jauh mengikuti
budaya barat, kita sudah keras dan sulit untuk mengubah padangan tersebut.
Dihari
kasih sayang itu mereka banyak merayakannya dengan mengadakan pesta, bersenang-senang
dengan merka yang disayanginya dan bertukar kado, bahkan bukan kado aja yang
ditukar, kesucianpun ditukar dengan “iming-iming” kesetiaan cinta. Banyak para
ulama, kiayi ataupun uztad yang sudah berkali-kali menyampaikan perihal
dilarangnya merayakan hari valentine bagi kita umat islam. Tapi tetap saja
diantara kita masih banyak yang merayakannya, hal itu jelas terjadi karena
fikiran dan hati kita sudah dicuci oleh kebiasaan-kebiasaan kaum barat.
Apakah
anda tidak bertanya-tanya mengapa harus ditanggal itu?
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena
pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu yaitu
Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang
dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi
cobaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai
'upacara keagamaan'.
Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur
hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian
dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut
“Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani (Kristian), pesta
'supercalis' kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine.
Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga
dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropa bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai
bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata
“Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine
dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam
mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman,
seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh dari
pengertian yang sebenarnya. Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui
dengan jelas asal usul hari Valentine.
Dari
asal-usul hari valentine diatas, hendaknya kita bisa mengambil kesimpulan bahwa
hari valentine bukanlah hari yang patut kita rayakan. Menunjukkan kasih sayang
tidak perlu bertukar kado, sampai bertukar kesucian. Masih banyak cara lain
yang lebih baik untuk menunjukkan kasih sayang kita terhadap keluarga, teman
dan kekasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ditunggu komentarnya ya sobat... :D