BIDADARI KECILKU

Rabu, 24 April 2019
This little feet make the biggest footprints in our heart. Selamat datang bidadari kecil ibun dan ayah, Ainun Taqiyya Nugroho. Semoga kelak menjadi anak sholeha, amin.


13 april 2019.
Ketuban pecah dini. Untuk aku, sebagai calon ibu baru, aku ga tau bedanya air kencing dengan air ketuban -_-
Saat itu magrib, Alhamdulillah suamiku gerak cepat, bawa aku ke klinik untuk cek. Kata bidan, ini KPD tapi kepala bayi belum ke panggul. Segera ke RS SEKARANG ya bapak wahyu.. Ga pakai lama.
Kami pulang, ambil perlengkapan untuk persalinan di RS. Kami ke RS didampingi ibu dan bapak mertua.

14 april 2019.
Pukul 02.02 dini hari, Owwweeeeeeek! Bayiku lahir. Berkat Allah, perawat dan ibu mertua yang selalu mendampingiku sebagai pengganti anaknya yang ga sanggup lihat darah.
Ainun, cantik.

Btw, selama hamil aku sering suntuk. Jadi aku isi waktuku dengan merajut. Salah satu hasil rajutanku adalah bandana yang putriku kenakan di foto ini.

15 april 2019.
Keluargaku, semua datang kesini. Terimakasih semuanyaaaaaaa :*

MENIKAH

Adi Wahyu Dwi Nugroho, suamiku.
Inget banget dulu zaman SMA kamu pernah bilang suka sama aku, aku jawab kita temenan aja.
Inget dulu zaman kuliah kamu pernah bilang kangen pengen ketemu, aku jawab gila ya kangen segala, alay.
Inget dulu selang setahun lulus kuliah, aku hubungi kamu sekedar tanya gmana kuliahmu? Udah selesai? Kamu jawab belum.
Dan inget banget waktu itu, bulan april 2017.. "Ma, aku wisuda besok hari kamis. Datang ya."
Aku jawab, "duh maaf yuk, ama kerja dan ga bisa izin kalau cuma menghadiri wisudamu. Tapi congratulation ya, semoga ilmunya bermanfaat."
Keesokan harinya, "ma, nnti malem makan yok, aku traktir."
"Oh, ayok, ama ajak yuni ya? (Alhmdulillah dapat traktiran)"
"Oke, aku jemput abis magrib."

Sesaat setelah sampai TKP.
Oh ramai ternyata, ada orang tua dan sahabat-sahabat wahyu. Assalamualaikum..

Ditengah menikmati ayam bakar depan pom bensin panam, "wahyu, yang mana calonmu? Tanya salah seorang teman wahyu."
Wahyu jawab, "itu yang jilbab hitam."
Laaaah, aku liat sekelilingku ga ada yang pakai jilbab hitam. Cuma aku. Ha? Aku? Ah wahyu bisa aja bercandanya.

Saat diperjalanan pulang, "yu, apa rencanamu setelah ini? Tanya yuni."
"Aku mau nikah sama ama."
Eh buset, dasar anak labil baru wisuda mau nikah. Kerja dulu, cari pengalaman dulu.
"Wahyu udah ada uang ma, kerjaan juga ada, tinggal istri aja dia yang belum ada." Kata teman wahyu.
Oooh gitu, ya kerumah aja kalo emang iya. (Dalam hatiku menganggap obrolan ini hanya candaan)

17 Desember, 2017.
"Ma, aku mau kerumahmu."
Wahyu, orang tuanya, dan kakeknya, datang kerumahku. Melamarku.
"Maaf pak, saya masih ada kontrak kerja, jadi jikalau saya menikah dengan wahyu, saya harus tinggal di pekanbaru hingga kontrak kerja saya selesai."
"Ya sudah, tunangan saja dulu." Kata kakek wahyu.
Dan kamipun bertunangan.

Alhamdulillah, Sah!
15 july, 2018.
Makasih udah menikahiku, Wahyu.
Rasa syukur yang begitu dalam aku panjatkan, karna bersuamikan dirimu. Pria sabar, baik hati, dan bertanggung jawab. Meski jalan tak selamanya mulus, begitu pula jalan kita menuju pernikahan ini. Makasih udah mencintaiku sejak SMA, walau kita ga ada berkabar berita.
Aku dengan pacarku, dan kamu ga tau deh punya pacar atau engga selama ini.
Tapi namanya jodoh, emang ga bakal kemana.

16 july, 2018.
Yaaaah, HAID.
Dilema si pengantin baru.

16 agustus, 2018.
"Cel, haid ga?" Tanya dani (sahabatku)
"Belum dan, kenapa?"
Cek lah, bisa jadi hamil loh cel.

17 agustus, 2018
Alhamdulillaaah, mas garisnya 2.

Allah begitu sayang padaku.
DiberikanNya lelaki seperti Wahyu, selang sebulan diberikanNya aku kepercayaan berupa janin dalam kandungan.
Terimakasih, ya Allah.